Minggu, 18 November 2012

PENGETAHUAN KIMIA BAGI ORANG AWAM

Sebagian orang menganggap bahwa “bahan kimia” adalah barang yang menakutkan. Bahan-bahan tersebut sangat berbahaya bagi tubuh, misalnya merusak kulit, beracun maupun mudah terbakar bahkan mudah meledak. Persepsi semacam itu tidak sepenuhnya salah karena memang beberapa zat kimia memiliki sifat-sifat tersebut. Tetapi perlu diketahui bahwa semua bahan-bahan yang ada di alam semesta ini adalah bahan kimia, baik sebagai unsur, senyawa atau campuran.

Ada produk minuman yang mengiklankan produknya dengan mengatakan “tanpa bahan kimia” padahal salah satu bahan penting dalam minuman tersebut adalah air, sedangkan air itu sendiri adalah bahan kimia dengan rumus kimia H2O. Menjual minuman tanpa air !!!
Barangkali yang dimaksud adalah bahan zat aditif, yaitu zat sitetis (bahan buatan) yang ditambahkan pada pada minuman untuk menambah rasa, aroma, dan penampilan.

Sebenarnya zat aditif yang khusus diperuntukkan pada makanan atau minuman tidaklah membahayakan tubuh kalau dikonsumsi dibawah ambang batas yang dianjurkan, tetapi penggunaan zat aditif yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah bahan-bahan yang tidak diperuktukkan untuk makanan/minuman, misalnya pewarna tekstil/kertas, pengawet mayat, pengental dal lain-lain. Sementara zat penguat rasa sering ditambahkan secara berlebihan,sehingga dapat mengganggu kesehatan. Secara sederhana zat alami (berasal dari alam) akan dicerna dengan baik oleh tubuh dan zat sintetis (senyawa buatan) tidak dapat dicerna oleh tubuh. Maka tidaklah mengherankan jika sekarang ini orang mulai memperbincangkan untuk kembali ke alam (back to nature), kembali ke tradisional walaupun dengan cara atau menggunakan teknologi modern, tetapi bahan-bahannya tetap menggunakan bahal alami bukan bahan sintetis.

Namun demikian dengan ditemukannya bahan sintetis juga dapat membantu pada orang-orang yang mengalami penyakit khusus. Misalnya seorang penderita kencing manis (diabetes melius) tidak boleh mengkonsumsi gula maka untuk pemanisnya dapat menggunakan pemanis bukan gula (bahan sintetis) misalnya sakarin.Begitu pula terhadap orang yang kegemukan dapat mengkonsumsi makanan sintetis yang tidak dicerna oleh tubuh.

Oleh karenanya kehadiran bahan sintetis tidak selalu diasumsikan sebagai bahan yang berbahaya karena kehadirannya juga diperlukan. Masalahnya adalah bagaimana kita mendapatkan keuntungan dari bahan-bahan tersebut dan mencoba mengurangi atau memperkecil sedikit mungkin bahaya yang ditimbulkan oleh bahan tersebut baik pada tubuh maupun lingkungan sekitar kita.

Tidak ada komentar: