Minggu, 16 Februari 2014

PETUNJUK UJIAN PRAKTIKUM KIMIA


KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PEKALONGAN
Jalan Urip Sumoharjo Telp.(0285) 421059 Pekalongan 51111



PETUNJUK PRAKTIKUM
DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN DALAM AIR

I. LANDASAN TEORI
Zat –zat yang dalam larutan atau leburannya dapat menghantarkan listrik disebut elektrolit. Sedang yang tidak dapat menghantarkan listrik disebut non elektrolit. Jika suatu zat elektrolit dimasukkan dalam air, zat itu akan terurai menjadi partikel-partikel yang bermuatan (ion). Peristiwa tersebut dikenal dengan ionisasi. Dalam larutan, ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik. Zat yang menghasilkan banyak ion disebut elektrolit kuat, sedang yang menghasilkan sedikit ion disebut elektrolit lemah. Ion-ion dalam larutan dapat dihasilkan dengan 2 cara, yaitu :

1. Zat terlarutnya memang senyawa ion sehingga jika dilarutkan dalam air maka ikatan antara ion positif dan ion negatif terputus dan bereaksi dengan molekul air.

2. Zat terlarut bukan senyawa ion melainkan kovalen polar. Senyawa kovalen polar jika dilarutkan dalam air, maka zat itu akan menghasilkan ion-ion. Hal ini disebabkan karena antar molekul polar terdapat gaya tarik menarik yang dapat memutuskan ikatan dalam molekul.

II. ALAT DAN BAHAN
1. Gelas kimia 9 buah                       7. Lart. Natrium Hidroksida (NaOH)
2. Alat uji elektrolit 1 set                  8. Lart. Amonia (NH4OH)
3. Kertas tissue secukupnya             9. Lart. Gula pasir (C12H22O11)
4. Air suling (H2O)                         10. Lart. Garam dapur (NaCl)
5. Lart. Asam Klorida (HCl)           11. Alkohol 70 % (C2H5OH)
6. Lart. Cuka (CH3COOH)             12. Lart. Asam sulfat (H2SO4)

III. CARA KERJA
1. Sediakan 9 larutan yang diuji dan beri label pada gelas kimianya
2. Celupkan elektrode karbon pada larutan yang diuji kemudian amati pada bola lampu dan batang elektrode karbon yang tercelup dalam larutan
3. Lepaskan batang elektrode karbon dan cuci dengan air serta lap dengan tissue agar kering
4. Ulangi percobaan (langkah 2 dan 3) untuk larutan-larutan yang lain
5. Tuliskan hasil pengamatan anda pada lembar kerja praktikan.



KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PEKALONGAN
Jalan Urip Sumoharjo Telp.(0285) 421059 Pekalongan 51111



PETUNJUK PRAKTIKUM
ELEKTROLISIS

LANDASAN TEORI
Elektolisis adalah peruraian suatu zat dengan menggunakan arus listrik. Jika yang dielektrolisis adalah larutan (dengan pelarut air), maka harus diperhatikan jenis kation dan anionnya.
Contoh : LX(aq) → L+(aq) + X-(aq)
Reaksi di katode :
Jika kationnya golongan IA, IIA, Al atau Mn maka yang di reduksi adalah air:
2H2O + 2e → 2OH- + H2
Jika kation lainnya, yang direduksi kationnya : L+ + e → L
Reaksi di anode :
Jika anion sisa asam oksida, air yang teroksidasi : 2 H2O→ 4H+ + O2 + 4e
Jika sisa asam lain atau OH-, anion yang teroksidasi : 2X- → X2 + 2e

ALAT DAN BAHAN
1.Tabung U                                 7. Lart. Na2SO4 0,5 M
2. Elektrode karbon                    8. Lart. KI 0,5 M
3. Kabel                                      9. Larutan PP
4. Batterai/ adaptor                    10. Kertas lakmus
5. Tabung reaksi                        11. Larutan amilum
6. Pipet tetes

CARA KERJA
1. Elektrolisis larutan Na2SO4
2. Masukkanlarutan Na2SO4ke dalam tabung U sampai permukaan larutan 2 cm di bawah ujung 3. pipa, catat warna larutan sebelum dielektrolisis.
4. Tambahkan 3 tetes PP ke dalam masing-masing ujung pipa
5. Elektrolisislah sampai terlihat perubahan pada sekitar elektrode karbon, catat perubahannya
6. Angkat elektrode kemudian teteskan dengan pipet pada lakmus biru dan merah dari
setiap ujung pipa, amati perubahan warna lakmus setelah ditetesi.
7. Tulislah hasil pengamatan anda pada lembar kerja yang tersedia.

Elektrolisis larutan KI
1. Cuci tabung U, masukkan larutan KI 0,5 M kedalam tabung U
2. Elektrolisislah sampai terlihat perubahan pada salah satu elektrode, catat 3. perubahannya
4. Angkat kedua elektrode kemudian ambilah larutan pada ruang katode dengan pipet tetes dan pindahkan ke dalam 2 tabung reaksi (masing-masing 10 tetes), ke dalam tabung reaksi 1 tambahkan 2 tetes PP dan ke dalam tabung reaksi 2 tambahkan 2 tetes larutan amilum.
5. Lakukan hal yang sama terhadap larutan di ruang anode.
6. Tulislah hasil pengamatan anda pada lembar kerja yang tersedia

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PEKALONGAN
Jalan Urip Sumoharjo Telp.(0285) 421059 Pekalongan 51111




PETUNJUK PRAKTIKUM
MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI


LANDASAN TEORI
Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Untuk reaksi eksoterm, kalor reaksi dapat ditentukan menggunakan rumus : ∆H = - q/mol. ∆H adalah perubahan entalpi dan q adalah kalor/panas yang dilepas. Sedangkan q = m.c.∆t, q = kalor yang dilepas
m = massa larutan
c = kalor jenis larutan
∆t = perubahan suhu (oK)

ALAT DAN BAHAN
Kalorimeter
50 ml larutan NaOH 0,5 M
50 ml larutan HCl 0,5 M
Termometer

CARA KERJA
1.Ambil termometer dan bersihkan dahulu dengan air dan keringkan
2.Ukur suhu larutan NaOH, lalu cuci termometer dengan air dan lap dengan tissue atau kain
3. Ukur suhu larutan HCl, lalu cuci termometer dengan air dan lap dengan tissue atau kain
4. Jika suhu kedua larutan tersebut berbeda, tentukan suhu rata-rata (suhu awal)
5. Tuangkan kedua larutan kedalam kalorimeter dan pasang termometer serta segera ditutup, aduk larutan dan perhatikan suhu yang ditunjukkan oleh termometer itu. Catat suhu tertinggi yang dapat dicapai (suhu akhir)

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PEKALONGAN
Jalan Urip Sumoharjo Telp.(0285) 421059 Pekalongan 51111



PETUNJUK PRAKTIKUM
PENGUJIAN LARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN
INDIKATOR ASAM- BASA DAN INDIKATOR UNIVERSAL

LANDASAN TEORI
Suatu asam adalah zat yang dalam larutannya dapat terionisasi menghasilkan ion H+ , sedangkan basa adalah zat yang dalam larutannya dapat terionisasi menghasilkan ion OH-.
Reaksi ionisasi asam : HxA → xH+ + Ax-
Reaksi ionisasi basa : L(OH)y→ Ly+ + yOH-
Zat yang dapat digunakan untuk membedakan asam dan basa disebut indikator asam-basa. Salah satu indikator asam-basa adalah lakmus. Lakmus merah akan berubah warna menjadi biru jika dimasukkan dalam larutan basa, sedang lakmus biru akan berubah warna menjadi merah jika dimasukkan dalam larutan asam. Larutan netral tidak mengubah warna lakmus.
Pada eksperimen ini akan dipelajari perubahan warna lakmus dalam larutan asam, basa dan netral
Untuk mengukur pH larutan dapat digunakan pH meter atau indikator universal.

ALAT DAN BAHAN
1.Pipet tetes                                              8. Lart. Natrium Hidroksida, NaOH
2.Plat tetes                                                9. Lart. Amonia, NH4OH
3.Kertas lakmus merah dan biri             10. Lart. Gula, C12H22O11
4.Kertas indikator universal                   11. Lart. Garam dapur, NaCl
5.Air suling                                            12. Alkohol, C2H5OH
6.Lart. Asam klorida
7.Lart. Cuka, CH3COOH

CARA KERJA
1.Dengan pipet tetes masukkan 5 tetes larutan yang tersedia ke dalam pelat tetes (setiap ganti larutan, pipet tetes harus dicuci dengan air)
2.Masukkan potongan kertas lakmus merah (1 potong kecil) ke dalam larutan dalam pelat tetes, catat warna lakmus dalam larutan.
3.Masukkan potongan kertas lakmus biru (1 potong kecil) ke dalam larutan yang sama (yang sudah dimasuki kertas lakmus merah), catat warna lakmus dalam larutan.
4.Ulangi langkah 1 – 3 untuk larutan-larutan yang lain (setiap ganti larutan, pipet tetes harus dicuci dengan air)
4.Ukur pH larutan yang tersedia dengan menggunakan kertas indikator universal dan tuliskan hasilnya pada lembar kerja yang tersedia

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PEKALONGAN
Jalan Urip Sumoharjo Telp.(0285) 421059 Pekalongan 51111



PETUNJUK PRAKTIKUM
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI

I. LANDASAN TEORI
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk tiap satuan waktu. Laju reaksi dapat dituliskan sebagai berkurangnya konsentrasi reaktan/pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya produk/hasil reaksi tiap satuan waktu.

II. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Tabung reaksi 4 buah
2. Stop-watch (timer)
3. ampelas

Bahan : 1. Pita magnesium sepanjang 3 cm (dibagi 4)
2. Larutan H2SO4 1 M, 1,5 M, 2 M dan 3 M

III. CARA KERJA
1. Siapkan tabung reaksi dan isi dengan pita magnesium yang telah di ampelas. Beri nomor 1 – 4
2. Isi tabung reaksi 1 dengan larutan H2SO4 3 M sebanyak 3ml
3. Hitung waktu reaksi saat mulai dicampurkan sampai magnesium habis bereaksi
4. Ulangi langkah tersebut untuk larutan H2SO4 dengan molaritas yang lebih kecil masing masing sebanyak 3 ml pada ketiga tabung reaksi lainnya.
5. Catat waktu yang diperlukan untuk bereaksi dalam sebuah tabel